PROPOSAL TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) KERAJINAN KRAMIK

A.    JUDUL
            Tugas Akhir Karya Seni yang telah disetujui oleh pembimbing berjudul Ikan Buntal Sebagi Ide Dasar Penciptaan  Teko Tea Set Pasutri”

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Ikan buntal yang satu ini memiliki nama berbeda disetiap daerah, di Indonesia ikan ini dikenal dengan nama “buntek” sedangkkan dalam bahasa inggris dikenal dengan nama Balloonfish dan Globefish. Ikan buntal juga menganggu pemancingan karena ikan ini sering menyambar senar dengan giginya yang tajam dan akan memutuskan senar pemancing (http://buntalspot.blogspot.com).

Ikan buntal  adalah sejenis ikan yang bisa hidup di air tawar dan air laut jenis ikan buntal ini memiliki keunikan tersendiri dari ikan yang lain yaitu memiliki bentuk  yang menggembung seperti balon saat merasa terancam bahaya, ini merupakan salah satu bentuk pertahanan dirinya dari para pemangsanya. disamping itu, ikan buntal juga memiliki sistem pertahanan berupa duri pada bagian tubuhnya. Duri yang terdapat pada ikan buntal sangat ditakuti oleh para pemangsa karena memiliki racun yang sangat mematikan kalu termakan oleh pemangsa, ini disebabkan karena racun yang terdapat pada duri tersebut. Hewan air ini tergolog dari spesies karnivora atau (pemakan daging) makana utama ikan buntal tersebut yaitu kepiting, bulu babi dan ikan-ikan kecil lainya. Disamping itu ikan buntal juga memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh ikan lainya yaitu pada bagian warna-warna khas dari ikan buntal tersebut terdapat bintik-bintik pada bagian tubuhnya. Penyebaran ikan ini adalah di perairan tropis seluruh dunia.Ikan Buntal ini adalah predator malam hari, biasanya bersembunyi di celah-celah karang di siang hari dan baru akan berakasi mencari makan pada malam hari. Gigi yang menyatu bersama menjadi satu kesatuan, menciptakan mulut yang kuat dan dapat meretakan kulit kerang siput, landak laut, dan kepiting yang merupakan makanan utama ikan buntal.
 Proses ikan buntal saat terancam bahaya ikan ini akan mengisi perutnya yang elastis dengan air berjumlah banyak sehingga membuatnya nampak lebih besar dan nyaris bulat. Disaat menggelembungkan tubuhnya duri-duri yang berada di dalam tubuh ikan buntal akan nampak bermunculan, ini merupakan sistem pertahanan dirinya dari para musuh. Predator yang mengabaikan peringatan dari ikan buntal, kemungkinan akan mati tersedak duri, bentuk pertahanan mereka yaitu  racun. Beberapa jenis tertentu dari ikan buntal mengandung racun saraf tetrodoksin, kebanyakan terdapat di bagian hati, kelenjar kelamin, dan kulit. Meski racun ini termasuk tangguh (termasuk membunuh manusia), spesies macam hiu bisa tahan terhadap racunnya dan tidak menghasilkan dampak sama sekali.
Ikan buntal hidup dan berkembang biak di perairan dalam Samudera Hindia, Atlantik, dan Pasific. Ikan ini memiliki racun pada bagian tubuhnya sehingga tidak baik untuk dikonsumsi kecuali oleh orang yang paham bagian mana tubuh ikan tersebut yang harus dibuang untuk menghilangkan racunnya.Disamping itu juga ikan buntal adalah jenis ikan perenang lamban yang senang hidup didasaran karang sebagai rumah atau pelindung terhadap pemangsa, spesies ikan buntal terbagi menjadi dua yaitu ikan buntal duri panjang dan ikan buntal tidak mempunyai duri. Ikan buntal yang memiliki duri panjang pada bagian tubuhnya merupakan jenis ikan buntal yang sangat beracu apabila dikonsumsi oleh manusia maupun predator pemangsa ikan sedangkan jenis ikan buntal yang tidak memiliki duri pada bagian tubuhnya merupakan jenis ikan yang tidak beracun apa bila dikonsumsi oleh manusia. Ikan  buntal memiliki keunikan tersendiri dari ikan lainya yaitu bentuk, dan warnanya yang terdapat pada bagian tubuh ikan buntal. Terlepas dari semua itu pada intinya penulis tertarik untuk menciptakan sebuah karya tugas akhir seni yang mengambil ide dasarnya dari keindahan ikan buntal yang diaplikasiakan kepada keramik.
            Pada tugas akhir karya seni ini, saya mencoba menciptakan teko tea shet pasutri dengan ide dasar ikan buntal. Namun dalam penciptaan sebuah karya nantinya saya akan mencoba mengembangkan bentuk ikan buntal yang sudah ada kedalam bentuk teko dengan gaya atau ekspresi masing-masing disetiap karya tanpa mengurangi keindahan ikan buntal tersebut.                 
            Menurut Djelantik (1999:23), nilai estetika sendiri timbul dari ungkapan rasa dan perasaan yang menyenangkan terhadap sesuatu yang dicintai. Sesuatu tersebut akan hadir sebagai ungkapan rasa dan tindakan secara kreatif, inovatif dan berusaha mendatangkan perasaan senang bagi orang yang melihatnya. Tentunya untuk mencapai nilai estetika tersebut dibutuhkan konsep, ide, kemampuan pemahaman, pengalaman, sarana prasarana yang digunakan dalam pembuatan karya sehingga nilai estetika tersebut masuk ke dalam suatu karya yang terwujud dengan berbagai kreasi secara bervariasi.



C.    IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang didapatkan sebagai berikut :
1.    Pengembangan konsep ikan buntal kedalam penciptaan teko tea sheet pasutri dengan tema “Ikan Buntal Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Teko Tea Shet Pasutri”?
2.    Pengembangan visualisasi pembentukan tempat perhiasan dalam pencapaian bentuk ikan buntal yang sesuai dengan tema “Ikan Buntal Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Teko Tea Shet Pasutri”?

D.    BATASAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, ikan buntal menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan teko dengan media keramik. Penciptaan teko ini nantinya akan menjadi benda yang dapat difungsikan sebagai tempat untuk menuangkan air kedalam cangkir.
            Dalam proses pembentukan, menerapkan  beberapa teknik kerja keramik yaitu slab, pijit, putar, pilin, casting,dan finishing, akan tetapi dalam penggunaan beberapa teknik pembentukan diatas, dilakukan juga penggabungan beberapa teknik dalam satu bentuk tempat perhiasan dengan cara mengkombinasikan teknik satu dengan yang lain. Penggabungan teknik yang dimaksud yaitu putar, slab dan pilin. Untuk finishing digunakan glasir untuk tahapan akhir pembuatan.

E.     RUMUSAN MASALAH
           Berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang muncul dalam pengerjaan karya ini yakni sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah konsep penciptaan teko tea shet pasutri dengan tema “Ikan Buntal Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Teko Tea Shet Pasutri”?
2.      Bagaimanakah visualisasi bentuk karya yang tepat untuk menciptakan pengembangan dari ikan buntal pada teko tea shet pasutri?

F.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan adalah :
1.      Mendeskripsikan konsep penciptaan dengan sumber inspirasi Ikan Buntal Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Teko Tea Shet Pasutri.
2.      Visualisasi bentuk teko tea shet pasutri yang dikembangkan dengan sumber inspirasi ikan buntal sebagai penciptaan.

G.    MANFAAT
1.       Manfaat teoretik adalah :
Memberikan sumbangan tentang seni kriya dan sumber pengetahuan.
2.      Manfaat Praktis adalah :
Memberikan sumbangan referensi dan koleksi bagi penciptaan seni kriya mahasiswa.serta dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan karya yang akan datang, dan mudah-mudahan dengan adanya koleksi dan referensi tersebut dapat menciptakan karya baru dan lebih memiliki nilai estetika dari karya sebelumnya.
3.      Manfaat bagi masyarakat
Adanya karya teko tea shet pasutri seperti ini, diharapkan dapat menjadi refrensi untuk membuat sebuah inovasi pembuatan teko khususnya pasa industri keramik untuk selalu kreatif mengembangkan benda-benda yang berada disekeliling kita untuk dijadikan produk keramik. Disamping itu diharapkan dengan adanya penemuan-penemuan tersebut masyarakat khususnya para pelaku industri untuk tidak bosan menciptakan kreasi-kreasi yang baru dalam sebuah produk supaya industri yang ditekuninya dapat bersaing dengan pasa-pasar asing sebagai katagori produk terinovasi dalam pengembanganya. Disamping semua itu dengan adanya penciptaan dan pengembangan sebuah karya diharapkan tidak hanya sebagi produk fungsional saja tapi mempunyai nilai non fungsional maksudnya adalah sebauh karya diharap mempunya nilai ganda yang itu bisa menjadikan nilai produk tersebut berbeda dengan produk yang lainya.

H.    KERANGKA TEORI
1.      Tinjauan Tentang Ikan Buntal
Tetraodontidae adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo Tetraodontiformes. Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk dalam famili ini serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas yang besar tidak seperti tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan ini menggembungkan diri saat terancam oleh bahaya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_buntal).
Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang terpasang pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang krustasea dan moluska, mangsa alami mereka. Ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah Katak Racun Emas. Organ-organ dalam seperti hati dan kadang kulit mereka sangat beracun bagi sejumlah hewan jika dimakan, namun daging beberapa spesies ikan ini dijadikan sebagai makanan di Jepang ( fugu), Korea (disebut bok), dan Cina (disebut he2 tun2) dan disiapkan oleh juru masak yang tahu bagian tubuh mana yang aman dimakan dan seberapa banyak kadarnya. Tetraodontidae terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20 genera. Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Mereka memiliki ukuran kecil hingga sedang, meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100 centimetres.
Ikan buntal memiliki bentuk yang unik karena mampu menggelembungkan diri sebagai refleksi perlindungan diri, ciri khusus ikan buntal ini memberikan keunikan tersendiri pada binatang ini. Ikan buntal dikenal juga dengan nama Blowfish, yang mempunyai warna bintik-bintik pada tubuhnya. Banyak yang suka melihat ikan ini karena kemampuan untuk menggembung sehingga terlihat lucu, namun tahukah anda bahwa ada zat berbahaya yang terdapat pada duri ikan ini sewaktu tubuhnya menggembung. Adanya zat ini adalah untuk melindungi dirinya dari bahaya apabila anda binatang lain yang mendekat. Alat perlindungan diri yang sempurna karena duri pada tubuhnya akan membentenginya dari ancaman luar. Seperti apakah ciri ciri ikan buntal yang mudah untuk diketahui dengan melihat dari fisiknya.
Beberapa ciri khas ikan buntal:
1.      Memiliki kemampuan untuk menggembungkan badannya sebagai pertahanan diri.
2.      Memiliki panjang 8-14 inci (20-35 cm), mencapai maksimum 20 inci (50 cm).
3.      Terdapat duri-duri yang beracun pada tubuhnya.
4.      Memiliki gigi yang tajam.
5.      Ikan kecil pemakan daging.
Ketika tubuh ikan buntal dalam keadaan mengembung maka ukurannya akan meningkat 2-3 kali lipatnya. Hal ini dilakukan untuk melindungi diri karena ikan ini tidak pandai berenang sehingga banyak ancaman dari hewan pemangsa lainnya. Ketika ada bahaya mendekat maka bentuk tubuhnya akan menggelembung dan duri beracun siap melukai ikan lain yang akan memangsa. Ikan buntal hidup dan berkembang biak di perairan dalam Samudera Hindia, Atlantik, dan Pasific. Ikan ini memiliki racun pada bagian tubuhnya sehingga tidak baik untuk dikonsumsi kecuali oleh orang yang paham bagian mana tubuh ikan tersebut yang harus dibuang untuk menghilangkan racunnya (http://tepus.org/2014/08/ciri-khusus-ikan-buntal/).
Ikan buntal (puffer) spesies baru dari famili Tetraodontidae ini mengejutkan dunia pengetahuanketika diketahui bisa merancang struktur serupa crop circle di dasar lautan. Struktur yang pembuatannya rumit dan menyita energi itu digunakan sebagai tempat meletakkan telur. Ternyata ada 120 spesies ikan buntal dalam keluarga Tetraodontidae. Ikan ini hidup di perairan pesisir hangat, bahkan ada yang hidup di air tawar. Umumnya mereka bertubuh lancip, mirip torpedo, dengan kepala bulat dan mata besar. Mereka miliki empat gigi besar yang melebur jadi satu hingga membentuk struktur mirip paruh.
 Beberapa spesies ikan buntal menggunakan paru ini untuk mengeruk batu dan koral. Sedangkan beberapa spesies lain menggunakan paruhnya untuk mencungkil berbagai krustasea dan kerang. Ukuran ikan ini pun beragam. Mulai dari panjang 2,5 sentimeter untuk ikan buntal kerdil, hingga 0,6 meter untuk ikan buntal air tawar berukuran besar. Ikan buntal dikenal karena kemampuannya untuk "membuntal" seperti balon dan mencapai beberapa kali ukuran aslinya. Para pakar menduga kemampuan ini dikembangkan untuk menutupi kemampuan renang si ikan yang lambat dan ceroboh karena itu ikan buntal mengandalkan kemampuanya untuk mengelembungkan tubuhnya sebagai alat pertahanan diri, adapun spesies ikan buntal antara lain yaitu:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Osteichthyes
Ordo                : Tetraodontiformes
Famili              : Tetraodontidae
Genus              : Diodon Holoc

2.      Teko Tea Shet Psutri
Pengertian Teko
 Ada bermacam-macam bentuk property (sebutan wadah yang terbuat dari lempung yang mengalami proses pembakaran hingga kemudian memiliki bentuk yang permanen: keras sekaligus mudah pecah) atau keramik wadah, dan teko termasuk di dalamnya. Bentuk teko sangatlah mendunia, fungsinya sederhana tapi elemenya sangat kompleks. Sebuah toko harus dapat berdiri sendiri dengan  stabil. Jika dibentuk dengan teknik “pitar dindingya harus dibuat setipis mungkin. Bukan atasnya dibuat relatif kecil tetapi dapat memberikan kemudahan dalam pengisian dan pembersihan. Sebuah teko sulit dibuat, tapi ketika berhasil, akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pembuatnya (http//.
Teko adalah bejana tertutup dalam berbagai variasi bentuk dan fungsi untuk memasak dan menyajikan air minum kedalam cangkir. Teko biasanya terdiri dari satu corot dan satu gagang, yang diletakan berseberangan didalam bejana utamnya. Cerat biasanya dibubuhkan air agar dapat mengalir kedalam cangkir. Teko biasanya juga mempunyai saringan dengan lubang-lubang kecil diantara pertemuan corot dengan bejana. Komponen teko biasanya terdiri dari: lid (tutup), spout (corot) handle (gagang), body (badan). Lid : tutup higenis yang memberikan kelantangan pusat pandangan dan rangsangan apresiasi pada sentuhan. Cara penempatan tutup pada bejana baik itu ditempatkan diatas maupun di dalamnya, memberi apresiasi yang berbeda-beda. Sedikit penampang dari tutup yang dibentuk dengan cara putar.
Dalam karya yang dibuat, teko ini memiliki ruang yang digunakan untuk menaruh air di dalamya, Serta mempunyai fungsional sebagai benda hias pada interior rumah. Bagi sebagian besar orang teko digunakan sebagai tempat air minuman yang disajikan kedalam cangkir. Oleh sebagian orang teko digunakan untuk menyajikan minuman ketika ada tamu yang datang sebagai alat penyajian minuman yang praktis, elegan dan tetunya tetap mengedepankan keindahan.
Dari bentuk keindahannya kata seni merupakan terjemahan dari kata art dalam bahasa Inggris, maka menurut Herbert Read seni berarti suatu bentuk yang menyenangkan. Hal yang menyenangkan tersebut dapat memberi kepuasan kepada perasaan, dan perasaan tersebut dapat disenangkan apabila kita dapat menemukan hubungan kesatuan dan harmoni dalam hubungan formal yang terjadi pada persepsi kita. Selanjutnya rasa keindahan pada karya seni berada pada tahap kedua dalam prosesnya. Ada tiga tahap dalam kegiatan berkarya seni, tahap pertama adalah menguasai kualitas atau karak teristik materi atau unsur seni rupa yang digunakan berupa garis, bentuk, warna dan tekstur; tahap kedua adalah pemberian ekspresi terhadap kualitas unsur dan susunannya. (A. Agung suryahadi, 2008:6)
Seni dalam pengertian yang paling sederhana adalah usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah ini ini terpenuhi bila kita bisa menemukan kesatuan kesatuan atau harmoni dalam hubungan bentuk-bentuk dari kesadaran persepsi kita (Muria Zuhdi, 2003: 35).
Pada kesempatan ini, keindahan yang dihadirkan dalam penciptaan karya seni teko  adalah pengembangan dari bentuk ikan buntal yang dikembangkan dalam sebuah karya seni teko shet pasutri menekankan pada karakteristik ikan buntal yang mempunyai keistimewaan menggelembungkan dirinya seperi balon dalam keadaan terancam bahaya. Upaya ini tentunya akan menambah kreatifitas dan inovasi dalam membuat karya teko shet .

3.      Tinjauan Tentang Ide
Mendesain bentuk benda harus memiliki imajinasi keseluruhan bentuk sebuah benda tidak boleh membatasi desainnya pada satu dan dua tampak saja tetapi harus diperhatikan unsur yang ada di dalamnya. Selain itu dalam mendesain harus memperhatikan segi fungsi, segi ergonomi, segi ekonomi, dan segi estetika.
1)        Segi fungsi
Ditinjau dari segi fungsinya karya seni teko tea shet pasutri ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai benda yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup yaitu sebagai tempat untuk menuangkan air kedalam cangkir, selain itu dapat juga digunakan sebagai benda hias dalam interior ruangan, karya ini dapat ditempatkan dimeja,almari aksesoris, dan di atas almari bufet.
2)      Segi ergonomi
Ditinjau dari segi ergonominya, karya seni tempat perhiasa ndiciptakan harus betul-betul memenuhi kriteria antara lain, keindahan, dan keamanan.
a.         Keindahan
Dengan mengacu pada konsep, ide, gagasan, dan pemahaman diharapkan bisa membangkitkan dan menampilkan nilai keindahan serta rasa menyenangkan. Karya yang indah akan lebih enak dipandang dan menarik.
b.      Keamanan
Dengan mempertimbangkan bahan yang dipakai, konstruksi, dan proses finishing, tentunya saat di pakai teko ini tidak mengalami kebocoran saat dituangkan air kedalamnya, karena telah melalui proses pembentukan yang cermat sehingga  tempat teko lebih aman untuk digunakan.
3)      Segi ekonomi
Ditinjau dari segi ekonomi karya didesain dan dibuat sesederhana mungkin tetapi tanpa meninggalkan nilai fungsi dan estetis, sehingga dengan biaya yang tidak terlalu banyak dapat memaksimalkan karya dengan baik.
4)      Segi estetika
Karya berupa teko tea shet pasutri ini, selain menekankan pada nilai fungsi, juga harus didukung dengan hadirnya nilai estetika suatu karya.  Nilai estetika tersebut dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, nyaman bagi semua yang melihatnya, karena peran panca indera yang memiliki kemampuan untuk menangkap rangsangan dari luar dan meneruskan kedalam sehingga rangsangan itu dapat memberi kesan terhadap suatu benda.
5)      Sket alternatif
Sket alternatif merupakan bagian dari rancangan dalam proses pembuatan karya. Sket-sket dimaksudkan untuk mencari alternatif bentuk sesuai dengan kemampuan dalam berkreasi.  Alternatif bentuk tersebut tentunya harus dapat menyesuaikan dengan tema yang diusung.
Melalui sket-sket alternatif juga dapat memberikan pedoman dalam proses perwujudan karya sesuai dengan yang diinginkan, sehingga menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses pembuatan.
6)      Desain
Pada umumnya, pengertian desain pada masyarakat awam adalah sebuah gambar yang dapat difollow up menjadi sebuah benda, dapat berupa gambar mesin perabot rumah tangga, gambar rumah, gambar benda kerajinan dan lain sebagainya (Timbul Raharjo, 2005: 3).
Pada bagian lain, Widagdo (2001:1) menyatakan bahwa ”desain merupakan jenis kegiatan perancangan yang menghasilkan wujud benda untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam lingkup seni rupa.”
Proses desain terutama pada desain kerajinan perlu diperhatikan dalam mengembangkan desainnya sesuai dengan daya tarik, estetika, karakteristik, bahan yang digunakan, kombinasi diharapkan dapat memberikan kontribusi karya seni sebagai karya yang menampilkan fungsi, keindahan dan kualitas. Dalam proses penciptaan karya seni, Sebuah rancangan atau desain tidak hanya tergantung pada indah tidaknya suatu karya, tetapi harus mempertimbangkan aspek yang lain seperti bahan, konstruksi dan lingkungan. Lima prinsip desain yang secara umum menjadi dasar pertimbangan dalam mendesain  suatu karya atau produk yaitu kesederhanaan, keselarasan, irama kesatuan, keseimbangan. Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut seperti apa yang diutarakan oleh A. Agung Suryahadi (2008:):
a.       Kesederhanaan (simple), adalah kesan yang dapat memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain-lain). Segi-segi lain seperti kemewahan, dan kerumitan bentuk sebaiknya dikesampingkan, namun bukan berarti dihilangkan sama sekali.
b.      Keselarasan (harmoni), adalah kesan kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan. Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar dari pada buah pepaya.
c.       Irama (ritme), adalah uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa ibarat alunan lagu atau musik yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang. Keselarasan yang jelek akan menimbulkan kesan gerak yang kacau dan simpang siur. Kesan gerak yang ditimbulkan keselarasan (harmoni) dan ketidak selarasan (kontras) itu yang disebut dengan irama.
d.      Kesatuan (unity), adalah hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan.
e.       Keseimbangan (balance), adalah kesan yang muncul dari perasaan pengamat terhadap hasil penataan unsur-unsur desain, merasakan berat sebelah, berat kebawah dan sebagainya. Kesan berat sebelah itu dapat timbul akibat penataan motif yang berlebihan pada sisi tertentu, atau penggunaan warna yang lebih gelap pada salah satu sisi. Perasaan manusia umumnya menyukai kesan sama berat. Oleh karena itu keseimbangan dianggap sebagai prinsip desain yang sangat menentukan kualitas desain.
Berkenaan dengan prinsip-prinsip desain yang telah dijabarkan, dibutuhkan beberapa unsur  yang dapat dikombinasikan sesuai dengan bentuk yang ingin dicapai. Beberapa unsur tersebut dapat pula menjadi tolak ukur dalam penyesuaian antara karakter dan bentuk. Unsur tersebut antara lain:
1)        Garis
Garis terbentuk melalui goresan atau tarikan dari titik yang satu ke titik yang lain. Bermacam bentuk garis, yaitu garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus, garis tak beraturan, dan lain-lain. Setiap garis tersebut dapat menimbulkan kesan yang beragam yang dinamakan sifat garis. Misalnya, garis lurus dapat mengesankan kaku, tegas, dan keras.
2)      Bidang
Bidang berupa permukaan yang datar. Suatu garis yangdipertemukan ujung pangkalnya akan membentuk bidang, baik bidang geometrik (segitiga, persegi, danpersegi panjang) maupun bidang organik (lengkung bebas). Bidang juga mempunyai sifat yang beragam sesuai bentuknya.
3)        Bentuk
Bentuk terjadi melalui penggabungan unsur bidang. Misalnya, sebuah kotak terwujud dari empat sisi bidang yang disatukan. Kesan dan sifat suatu benda lebih ditentukan oleh nada gelap-terang, warna, dan tekstur benda.
4)        Warna
Merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran unsur warna menjadikan benda dapat dilihat dan orang dapat mengungkapkan suasana, perasaan, watak benda yang dirancang.
5)        Tekstur
Tekstur adalah permukaan suatu benda, ada yang halus ada yang kasar. Tekstur kasar, misalnya terdapat pada batang kayu, daun, dan batu. Tekstur halus, misalnya kaca, plastik, dan kertas.

4.      Tinjauan Tentang Bahan
Pengertian keramik
     Menurut Nia Gautama (2006:1) keramik suatu nama yang mulai populer di Indonesia. Kalau kita bilang keramik orang sudah dapat mengetahui apa yang dimaksud, walaupun nama keramik berasal dari Eropa, yaitu dari seorang Yunani yang bernama Keramos. Keramik adalah benda tanah liat yang dibentuk melalui proses pembakaran dengan suhu 1000 C-1250 C.
     Menurut Nia Gautama (2006:17) tanah liat adalah tanah yang sifatnya liat. Beberapa buku mengatakan bahwa tanah liat adalah sejenis tanah bersifat liat yang mengandung silica alumunium serta banyak mengandung air sehingga mudah dibentuk dalam keadaan lembab. Tanah liat akan berubah bentuk menjadi keramik setelah melalui proses pembakaran.
     Adapun jenis-jenis tanah liat yang biasa dipakai dalam pembuatan keramik yaitu:
a.      Earthenware tanah liat jenis earthenware pembakaranya paling tinggi sekitar 900 Celsius dan hasilnya disebut gerabah atau tembikar dan terakota (teracota latin). Jenis tanah ini biasanya tidak bergelasir dan tidak dapat menyimpan air dalam waktu lama, karena masih bisa menyerap air sekitar 10-15%.
b.      Stoneware tanah liat jenis stoneware pembakaranya bisa mencapai 1250 Celsius sehingga tidak mudah ditembus oleh air penyerapanya sekitar 2-5%.
c.       Porcelain suatu sumber mengatakan bahwa porcelain berasal dari kata porcellno yang diperkenalkan marcopolo pada abadke-13, yang berarti benda putih tembuh pandang seperti kerang. Porcelain sangat tidak plastis, tetapi paling keras dan daya serap airnya hanya 0-1%. Dan temperatur pembakaranya paling tinggi yaitu sekitar 1300 Celsius.
  Untuk penciptaan tugas karya seni untuk pembuatan karya mengunakan tanah jenis stoneware dengan finising gelasir.
5.      Teknik Pembentukan
a.       Teknik giling (slab)
b.      Teknik pijit (pinch)
c.       Teknik pilin (coil)
6.      Alat bantu keramik
a.       Butsir kawat (wire modelling tools)
Untuk        merapikan,       mengerok, membentuk detail, menghaluskan, dan membuat tekstur benda kerja. Ukuran: panjang 22 cm, tangkai dari kayu sawo dan kawat stainless steel.



Gambar 1 : Butsir kawat
(Sumber: Enget, dkk, 2008:80)

b.      Butsir kayu    (wood modelling tools) Untuk menghaluskan, membentuk detail, merapikan, membuat dekorasi benda kerja. Ukuran: panjang 22 cm, bahan kayu sawo.



Gambar 2 : Butsir kayu
(Sumber: Enget, dkk, 2008:80)

c.       Ribbon tools Untuk menghaluskan, mengikis, dan merapikan benda kerja. Ukuran panjang 15 cm, tangkai dari kayu dengan mata pisau berbentuk pipih dari stainless steel.
 




Gambar 3: Ribbon tolls
(Sumber: Enget, dkk, 2008:81)
d.      Kawat pemotong (wire cutting) Untuk memotong ujung bibir, dasar benda kerja, dan memotong  tanah liat plastis. Ukuran: panjang kawat 40 cm, bahan stainless steel.
 





Gambar 4: kawat pemotong
(Sumber: Enget, dkk, 2008:81)

e.       Spon Untuk menyerap kandungan air yang berlebihan, menghaluskan benda kerja, dan membersihkan handtool.
 




Gambar 6: Spon
(Sumber: Enget, dkk, 2008:82)

f.       Jarum Untuk memotong bibir, menusuk gelembung udara pada benda kerja, dan untuk             menggores.      Ukuran panjang total 14 cm, panjang jarum 4  cm, dengan tangkai kayu.




Gambar 7: jarum
(Sumber: Enget, dkk, 2008:82)

g.      Potter rib Untuk menghaluskan dan membentuk permukaan luar benda kerja. Biasanya bahannya terbuat dari bahan kayu, karet atau pelat logam dan almunium. Ukuran: panjang 10 cm dan lebar 6 cm.
Gambar 8: potter rib
(Sumber: Enget, dkk, 2008:83)

h.      Pisau (knife) Untuk    mengiris,          memotong       dan mengurangi bagian luar dinding benda. Ukuran panjang total 17 cm dengan mata pisau 8,5 cm.


Gambar 9: Pisau
(Sumber: Enget, dkk, 2008:83)

i.        Pensil Untuk membuat motif diatas permukaan benda kerja.



Gambar 10: Pensil
(Sumber: Enget, dkk, 2008:84)
j.        Spray gun Untuk menyemburkan glasir yang dilengkapi dengan tekanan udara dari kompresor.





Gambar 11: Spray gun
(Sumber: Enget, dkk, 2008:84)

7.      Alat pokok pembuatan keramik
a.       Alat putar untuk  membentuk benda keramik dengan teknik putar. Ada beberapa jenis alat putar, yaitu putaran tangan, kaki dan listrik, berfungsi untuk membentuk benda silindris dengan teknik putar, pilihlah salah satu alat putar yang dapat Anda gunakan dengan baik. Ukuran diameter 25 cm dan 30 cm.




Gambar 12: Puteran
(Sumber: Enget, dkk, 2008:86)

b.      Rol kayu dan bilah kayu memipihkan/membuat lempengan tanah liat. Ukuran panjang 20 cm-50 cm, bahan dari kayu. Bilah kayu untuk menentukan tebal lempengan yang akan dibuat. Ukuran panjang 40 cm dengan ketebalan yang bervariasi 0,5 cm-1 cm.



Gambar 13: Rol kayu
(Sumber: Enget, dkk, 2008:87)
c.       Tungku Untuk membakar biskuit, dekorasi underglaze, on glaze dan inglaze.





Gambar 14: Tungku
(Sumber: Enget, dkk, 2008:87)
d.      Spray booth Untuk mengglasir yang dilengkapi pompa air untuk sirkulasi air yang menyerap semburan glasir.










Gambar 15:  Spray booth
(Sumber: Enget, dkk, 2008:87)

8.      Tinjauan Tentang Finishing
Proses finishing adalah pekerjaan tahap akhir dari suatu proses pembuatan produk. Finishing merupakan proses yang akan membentuk penampilan dari suatu produk . Finishing dapat membuat suatu produk menjadi kelihatan bersih, halus, rata seperti barang yang baru, finishing dapat juga membuat suatu produk kelihatan kotor, antik, kuno seperti barang yang sudah berusia ratusan tahun, finishing dapat membuat permukaan mebel menjadi rata atau permukaan mebel menjadi tidak rata, bertekstur, dan retak-retak, finishing dapat dibuat dengan lapisan film yang tipis sekali atau lapisan film yang tebal sekali.
Menurut Tikno Iensufiie (2008: 4), pada tahapan finishing diperoleh dua fungsi besar yaitu fungsi dekoratif dan fungsi protektif. Yang dimaksud dengan fungsi keindahan adalah bahwa suatu finishing harus dapat membuat suatu produk mebel menjadi indah dan menarik bagi orang yang mau memakainya, sedangkan yang dimaksud dengan fungsi perlindungan adalah bahwa suatu finishing yang dari suatu produk mebel harus dapat memberikan perlindungan sehingga mebel tersebut dapat menjalankan fungsinya sebagai perlengkapan dalam suatu rumah atau ruangan.

I.       METODE PENCIPTAAN
a.      Perencanaan
Penciptaan karya seni teko tea set pasutri ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development.
Dalam hal ini sugiyono (2009: 407) mengatakan bahwa:
metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Berdasarkan metode penciptaan diatas diperlukan langkah-langkah yang menunjang terciptanya sebuah karya/produk, diantaranya adalah eksplorasi, eksperimentasi, dan pembentukan. Dalam kegiatan eksplorasi dilakukan penjelajahan atau penyelidikan untuk mendapatkan tema yang akan dijadikan dasar penciptaan. Adapun kegiatan eksperimentasi dimulai dengan pencarian bentuk,  teknik dan finishing. Berkenaan dengan proses penciptaan karya dalam tugas akhir ini, lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut.
1)      Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi penulis melakukan pengamatan atau penyelidikan lapangan untuk menemukan hal-hal yang berkaitan dengan tugas akhir. Pengamatan atau penyelidikan tersebut dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan sumber inspirasi penciptaan karya seni dan proses penciptaan yang akan dijalani. Kegiatan ini meliputi:
a.       Pengamatan secara visual tentang ikan buntal mencakup dekorasi untuk merangsang tumbuhnya kreatifitas dalam penciptaan karya seni teko tea set pasutri.
b.      Pengumpulan informasi melalui studi pustaka dan studi lapangan untuk mendapatkan pemahaman guna menguatkan gagasan penciptaan dan menguatkan keputusan-keputusan dalam menyusun konsep penciptaan karya.
c.       Melakukan analisis terhadap bentuk, fungsi, bahan dan teknik yang digunakan dalam pembuatan karya seni teko tea set pasutri yang terinspirasi dari ikan buntal.
d.      Mengembangkan imajinasi untuk mendapatkan bentuk-bentuk ikan buntal kedalam teko tea set pasutri.
2)      Eksperimen
Berkaitan dengan proses penciptaan karya seni teko tea set pasutri., metode eksperimen dilakukan untuk mendapatkan pengalaman baru dari segi bentuk, teknik, dekorasi, dan finishing. Untuk lebih jelasnya tentang eksperimen ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Eksperimen Bentuk
Pencarian bentuk dilakukan dengan membuat sket-sket, kemudian dipilih beberapa sket yang baik dan dapat diwujudkan menjadi karya. Pemilihan sket ini sebagian dilakukan dengan konsultasi kepada dosen pembimbing.
b.      Eksperimen Teknik Pembuatan
Teknik yang digunakan dalam pembuatan teko tea set pasutri ini mengunakan tekni putar, pijit, pilin dan finishing. Dalam pembentukan karya tempat teko tea set pasutri beberapa teknik yang sudah diuraikan sebelumnya, dilakukan pengkombinasian teknik guna mendapatkan bentuk-bentuk yang lebih maksimal. Putar, pijit, pilin, slab, dan finishing.
c.       Eksperimen Dekorasi
Pembuatan dekorasi dilakukan dengan menampilkan bentuk-bentuk ikan buntal kedalam karya teko tea set pasutri guna menemukan bentuk-bentuk yang menarik.
3)      Pembentukan
Dalam kegiatan pembentukan penulis mengaplikasikan hasil-hasil eksperimen dengan memastikan bahan, teknik, bentuk, dekorasi, dan finishing yang tepat untuk diterapkan pada proses pembuatan karya tugas akhir ini.

Dalam menciptakan suatu karya yang menarik dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan perkembangan gaya yang terjadi di masyarakat, hal ini bertujuan untuk mengetahui minat masyarakat terhadap karya seni yang dibuat, apakah karya seni yang dibuat sesuai dengan tren yang ada di masyarakat saat ini. Pada proses penciptaan karya seni teko tea set pasutri, ide dasar ikan buntal sebagai inspirasi penciptaan teko tea set pasutri ide baru yang bermula dari kondisi sosial masyarakat daerah perkotaan yang bermata pencaharian sebagai pegawai dengan ikan buntal sebagai komoditi utamanya. Kreatifitas untuk mengubah, mengkombinasikan, mengaplikasikan, menstilasi bentuk ikan buntal ke dalam karya seni teko tea set pasutri sesuai dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan ide dasar diatas kemudian dituangkan dalam bentuk desain dengan beberapa tahapan. Proses desain dapat dilihat melalui perencanaan sampai desain jadi. Adapun tahapannya meliputi:
1.      Sket alternatif
       Sket alternatif disini adalah dengan membuat sket-sket gambar kepik koksi, dimaksudkan untuk mencari alternatif bentuk sesuai dengan kemampuan dalam berkreasi.
2.      Desain
Desain merupakan proses awal dalam pembuatan karya seni sebelum masuk ketahap selanjutnya. Berdasarkan sumber data yang ada maka ditentukan beberapa alternatif desain sebagai sumber acuan dalam pembuatan produk tugas akhir.Pada proses ini dari bentuk sket-sket terpilih diatas kemudian dibuat desain sesuai bentuk yang hendak dicapai.
b.      Proses Pembuatan karya
1.      Persiapan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya tugas akhir ini terdiri dari:
                                           I.         Tanah liat (lempung)
Tanah liat adalah tanah yang liat yang mengandung silica alumunium serta mengandung banyak air sehingga mudah dibentuk dalam keadaan lembab.
                                        II.            Lem
Lem digunakan sebagai bahan perekat yang digunakan pada pembuatan konstruksi. Lem yang digunakan yaitu lem G, lem ini berwarna putih bening.
                                     III.            Bahan Finishing
Sistem finishing yang digunakan yaitu glasir.
2.      Persiapan peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan karya tugas akhir ini terdiri dari:
I.         Rol kayu dan bilah kayu
Berfungsi untuk memipihkan/membuat lempengan tanah liat. Ukuran panjang 20 cm-50 cm, bahan dari kayu. Bilah kayu untuk menentukan tebal lempengan yang akan dibuat. Ukuran panjang 40 cm dengan ketebalan yang bervariasi 0,5 cm-1 cm.
II.      Pengaris
Untuk mengukur ukuran ketinggian dan panjang produk keramik.
III.   Pensil
Berfungsi untuk  alat penanda pokok untuk melukis atau menggambar pada bagian bidang keramik.
IV.   Putaran
Berfungsi untuk  membentuk benda keramik dengan teknik putar. Ada beberapa jenis alat putar, yaitu putaran tangan, kaki dan listrik, berfungsi untuk membentuk benda silindris dengan teknik putar.
V.      Butsir
Berfungsi untuk merapikan, mengerok, membentuk detail, menghaluskan, dan membuat tekstur benda kerja.
VI.   Mangkok
Berfungsi untuk tempat lem yang terbuat dari tanah liat.
VII. Kuas
Berfungsi untuk mengoles lem kebagian keramik.
VIII.   Jankar
 Berfungsi Berfungsi untuk mengukur diameter besaran keramik
IX.        Spon
Berfungsi untuk menyerap kandungan air yang berlebihan, menghaluskan benda kerja, dan membersihkan handtool.
X.           Spray booth
Berfungsi untuk mengglasir yang dilengkapi pompa air untuk sirkulasi air yang menyerap semburan glasir.
XI.        Tungku
Berfungsi untuk membakar biskuit, dekorasi underglaze, on glaze dan inglaze.

3.      Penciptaan Karya
                               I.            Pembuatan desain
Pada proses tahap ini sebelum melangkah proses berikutnya yaitu pembuatan desain terlebih dahulu seperti membuat berbagai macam pilihan desain teko. Desain ini menentukan hasil karya yang akan dibuat dan desain ini akan dipilih salah satu yang akan dibuat.
                              II.          Pembentukan teko
Pada proses adalah proses pembentukan global teko ikan buntal tersebut sebelum teko diberikan ornamen-ornamen.
                             III.            Pemberian oranmen
Proses ini adalah dimana proses tersebut sudah selesai dikerjakan untuk pembentukan awal teko tersebut.
                             IV.            Pembakaran biscuit
Proses ini merupakan tahapan proses sesudah selesai pembetukan teko ikan buntal pemberian ornamen, dan pengeringan. Pembakaran biscuit dilakukan agar keramik menjadi kuat sebelum dilakukan proses pembakaran glasir.
                              V.          Finishing
Setelah produk selesai dibakar biscuit, maka selanjutnya dilakukan proses finishing. Proses finishing keramik ini menggunakan gelasir. Penggelasiran mempunyai tahapan-tahapan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil akhir keramik.
a.       Persiapan permukaan.
Sebelum melakukan pengaplikasian bahan finishing, maka perlu diperhatikan kondisi permukaan keramik, permukaan keramik yang masih kasar dilakukak pengampelasan. Tujuan utama dalam melakukan pengampelasan yaitu untuk mendapatkan permukaan keramik halus dan rata. Setelah selesai pengampelasan yaitu membersihkan sisa debu dari sisa pengampelasan menggunkan sepon yang dibasahi dengan air sehingga debu yang masih menepel pada keramik hilang dan bersih.
b.      Pewarnaan permukaan.
Pada proses ini pewarnaan permukaan dilakukan menggunakan gelasi. Gelasir adalah pewarna yang biasa digunakan untuk memperjelas atau merubah warna natural keramik. Fungsi utama gelasir adalah mewarnai keramik dan memperjelas serta memperindah dengan menghilangkan pori-pori pada keramik .Pada proses ini pewarnaan dilakukan satu kali untuk mencapai warna yg diinginkan.
c.       Pewarnaan tahap akhir.
Pada proses ini pelapisan akhir permukaan dilakukan apabila ingin menambahkan warna lain pada keramik yang sesuai keinginan.
d.      Pembakaran gelasir
Pada proses ini pembakaran dilakuan untuk merekatkan gelasir kepada keramik dengan menggunakan suhu tinggi.
J.      JADWAL PENCIPTAAN
Tabel 1 : Jadwal Penciptaan

No
Kegiatan
Bulan Ke-
1
2
3
4
5
6
1
Proposal






2
Studi pustaka






3
Studi lapangan






4
Desain






5
Menyiapkan alat






6
Menyiapkan bahan






7
Penciptaan karya






8
Finishing






9
Membuat laporan






10
Pameran







Contoh Karya 
Produk Teko Ikan Buntal 
Proses Pembakaran
proses pemersihan sisa pembakaran

DAFTAR PUSTAKA


Comments

  1. Online Casino site, bonuses, betting, winning | luckyclub.live
    Online Casino site, bonuses, 카지노사이트luckclub betting, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning, winning," SNGS and other casino games: นยานานต้ รี โตดวราล่ลี

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Lukisan Botol Kaca Bekas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Lengkap